Antara Kematian Vina Cirebon dengan Kasus Tambang Timah Rp271 Triliun, Ketua KNPI Riau: Sandiwara Apalagi Ini

PEKANBARU – Ketua DPD Tingkat I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau Periode 2022-2025 mencium aroma tak sedap atas begitu gencarnya pemberitaan seputar kasus kematian “Vina Cirebon”.

Bahkan yang paling anehnya lagi, Vina Cirebon mati dibunuh oleh pria yang naksir dengannya. Namun justru di Ludahi Vina, atas perlakuannya itu Vina Cirebon mati dibunuh pada tanggal 27 Agustus 2016.

“Bayangkan saja, sudah 8 tahun berlalu, tapi kenapa kasus ini terlalu heboh di pemberitaan nasional. Gencar kali pola cipta kondisinya, ini benar-benar pengalihan isu yang sangat dahsyat. Siapa sebenarnya dibalik aksi sinetron yang murahan ini. Tegas kami sampaikan, bahwa kasus kematian Vina Cirebon erat kaitannya dengan pola pengalihan isu,” ungkap Larshen Yunus, Minggu (2/6).

Larshen menjelaskan, pengalihan isu yang dimaksud terkait dengan tenggelamnya pemberitaan seputar kasus korupsi tambang timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar Rp271 Triliun.

“Pola pengalihan isu kerap dilakukan oleh kelompok tertentu, bukan saja dari kalangan masyarakat sipil, namun juga berasal dari kelompok pejabat dan aparat penegak hukum,” jelas Larshen.

DPD I KNPI Provinsi Riau segera menyiapkan berkas laporan resmi ke meja Jaksa Agung RI, sekaligus ditembuskan ke institusi lainnya, baik itu Kantor Staf Presiden RI, Mabes Polri hingga otoritas terkait.

Bagi Larshen yang juga menjabat sebagai Wasekjen Dewan Pengurus Pusat KNPI Bidang Minyak dan Gas Bumi, pemberitaan seputar kasus Vina Cirebon harus segera dihentikan. Jangan terus menerus masyarakat dibodohi.

“Publik mesti cerdas, negeri ini penuh dengan para pemain sinetron. Para pejabat dan aparatnya justru dominan bermental seperti badut jalanan. Semuanya bersandiwara, kasus korupsi mau disenyapkan dengan cara-cara picik seperti ini,” ujar Larshen.

Ketua KNPI sekaligus Aktivis Anti Korupsi itu tegaskan, bahwa pihaknya kembali mendorong seraya mendukung para penyidik khusus di Kejaksaan Agung, untuk tetap tancap gas mengusut kasus korupsi tambang timah yang menurut perhitungan terbaru, sudah mencapai angka kerugian negara sebesar Rp300 Triliun.

“Pak Jaksa Agung ,ST Burhanuddin dan Pak Febrie Jampidsus, jangan gentar apalagi takut dengan teror yang dilakukan oleh oknum jenderal itu. Siapapun pelakunya sikat saja, segera umumkan nama-nama koruptor dibalik kasus korupsi tambang timah tersebut. Bersama KNPI, Kejaksaan Agung semakin jujur,” tutur Larshen.

Hingga berita ini diterbitkan, Minggu (2/6/2024) Ketua DPD sekaligus Wasekjen KNPI Pusat itu pastikan, bahwa OKP-OKP yang berhimpun di naungan KNPI Pusat maupun Provinsi Riau segera melaksanakan Aksi Demonstrasi.

“Menegaskan untuk segera dihentikan pola pengalihan isu yang dilakukan oleh kelompok koruptor di negeri ini. Usut tuntas kasus tindak pidana korupsi tambang timah itu. Jangan ada lagi yang bermain-main dengan nasib seseorang. Kasus kematian Vina Cirebon dijadikan bahan untuk membodohi publik dalam proses pengawasan kasus korupsi Triliunan Rupiah,” pungkasnya.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *