PEKANBARU – Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika SIK pimpin rapat koordinasi penyusunan strategi dalam mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, Kamis (25/7).
“Rapat ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari perintah atasan untuk memastikan koordinasi yang solid dalam menanggulangi karhutla di Provinsi Riau, khususnya di Pekanbaru,” ujar Kombes Jeki dalam penyampaiannya.
Kapolresta menyoroti beberapa titik hotspot yang saat ini menjadi perhatian di Riau, terutama di Meranti, Rohil, dan Inhu.
“Kondisi cuaca yang panas, terutama di daerah Rumbai, Payung Sekaki dan Bukit Raya menambah urgensi kita untuk tetap waspada terhadap potensi karhutla,” ujarnya.
Kami merencanakan, terang Kombes Jeki, untuk segera menggelar apel siaga sebagai persiapan menghadapi kemungkinan lonjakan kasus karhutla dalam waktu dekat.
“BMKG memprediksi puncak musim panas pada bulan Agustus 2024, sehingga langkah antisipasi di daerah rawan harus dipersiapkan secara matang,” terang Kombes Jeki.
Ditegaskannya, kami juga menekankan pentingnya penegakan hukum sebagai efek jera agar tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh kelalaian atau kesengajaan.
Para peserta rapat, termasuk Kabagops Polresta Pekanbaru, Kompol Novaldi SSos MSi turut menyampaikan data terbaru terkait kasus karhutla di tahun lalu dan upaya penegakan hukum yang dilakukan.
“Kami mencatat penurunan signifikan kasus karhutla dari tahun sebelumnya, Ada 33 titik karlahut yang terjadi pada tahun 2023 dan ditahun 2024 terdapat 3 titik karlahut,” ungkapnya.
BPBD Kota Pekanbaru juga memperlihatkan kesiapsiagaannya dengan menyiapkan segala perlengkapan dan strategi aksi dalam tim terpadu untuk menghadapi potensi bencana karhutla.
“Kami telah menyiapkan call center, koordinasi dengan semua instansi terkait, serta melakukan monitoring aktif di daerah-daerah yang berpotensi terjadi karhutla,” papar perwakilan BPBD.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG Kota Pekanbaru memberikan gambaran tentang kondisi cuaca dan prediksi cuaca untuk beberapa bulan ke depan.
“Prediksi cuaca menunjukkan bahwa musim kemarau akan berlangsung hingga Oktober, dengan puncaknya diperkirakan pada bulan Agustus 2024,”jelasnya.
Basarnas Kota Pekanbaru, dengan personelnya yang telah disebar di seluruh Riau, juga menyampaikan kesiapsiagaannya dalam menghadapi karhutla, meski perlu perkuat dalam hal penanganan pemadaman api langsung di lapangan.
“Kami mendukung penuh rencana pelatihan bersama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi antarinstansi dalam menanggapi karhutla,” tambah perwakilan Basarnas.
Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Henky Poerwanto SIK MM mengakhiri rapat dengan menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang solid dalam menurunkan kasus karhutla serta perlunya investigasi mendalam terhadap setiap kejadian yang terjadi.
Rapat strategis ini mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga keamanan lingkungan dan sumber daya alam di Kota Pekanbaru. Langkah-langkah konkret telah dipersiapkan untuk menghadapi tantangan musim kemarau yang semakin berat, memastikan kesiapsiagaan maksimal dalam menghadapi ancaman karhutla.
(red)