Peresmian Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pelayanan dan Pembinaan UPT Pemasyarakatan Se-Priangan Timur

PRIANGAN TIMUR
Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pembinaan warga binaan melalui revitalisasi sarana dan prasarana di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Priangan Timur.

Upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan mendukung proses pemulihan serta reintegrasi sosial warga binaan.

Dalam program revitalisasi ini, berbagai UPT Pemasyarakatan di Priangan Timur, termasuk Lapas Kelas IIA Garut, Lapas Kelas IIB Banjar, dan Rutan Kelas IIB Garut, telah melaksanakan berbagai perbaikan dan peningkatan fasilitas, termasuk dapur dan klinik.

Revitalisasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi petugas pemasyarakatan, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.

Dapur H2O Lapas Kelas IIA Garut: Penerapan Nilai Higienis, Halal, dan Zero Waste

Dapur H2O di Lapas Kelas IIA Garut merupakan salah satu program yang menjadi sorotan dalam revitalisasi ini. Renovasi dapur ini menekankan pada prinsip Higienis, Halal, dan Zero Waste (H2O), yang mencakup penggantian peralatan dengan teknologi modern, pengelolaan sampah organik, dan efisiensi penggunaan sumber daya.

Tujuan utamanya adalah menciptakan dapur yang lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan serta mendukung pemenuhan gizi bagi narapidana secara optimal.

Dapur IDAMAN Rutan Kelas IIB Garut: Standar Baru dalam Pelayanan Makanan Narapidana

Dapur IDAMAN di Rutan Kelas IIB Garut mengedepankan kualitas pelayanan makanan yang sehat dan bergizi. Renovasi dapur ini melibatkan penggantian peralatan dengan bahan stainless steel yang lebih tahan lama dan bersih, peningkatan ventilasi udara, serta penataan ruang yang lebih baik.

Ini bertujuan untuk menciptakan dapur yang aman dan nyaman bagi warga binaan, sekaligus mendukung kelancaran proses penyediaan makanan yang higienis.

Poliklinik Hijrah: Pelayanan Kesehatan Prima di Lapas Kelas IIA Garut

Lapas Kelas IIA Garut juga memperbarui layanan kesehatan melalui renovasi Poliklinik Hijrah. Dengan menambah fasilitas seperti ruang tunggu, ruang pendaftaran, ruang observasi, dan ruang penyimpanan obat, poliklinik ini berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada warga binaan.
Renovasi ini mencerminkan nilai-nilai inti “Hijrah” yaitu Humanis, Inovatif, Jujur, Responsif, Amanah, dan Harmonis dalam setiap aspek pelayanan kesehatan.

Program Coil Sade: Pembinaan Kemandirian Berbasis Industri Pengolahan Limbah Sabut Kelapa

Program unggulan di Lapas Kelas IIA Garut adalah industri pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk Coil Sade. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan bagi narapidana tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk berkontribusi secara nyata melalui ekspor produk ke berbagai negara, termasuk Prancis.

Program Coil Sade menempatkan Lapas Garut sebagai pelaksana utama dalam sistem plasma di wilayah Priangan Timur, yang menjadikan lapas ini sebagai pusat pembinaan berbasis produktivitas dan kemandirian.

Klinik Pratama Lapas Kelas IIB Banjar: Pelayanan Kesehatan Komprehensif dan Berkelanjutan

Klinik Pratama di Lapas Kelas IIB Banjar mengalami perkembangan signifikan dalam hal pelayanan kesehatan. Sejak 2021, tenaga medis di klinik ini telah ditambah dengan dua dokter dan satu perawat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi warga binaan.

Dengan dilengkapi berbagai fasilitas, Klinik Pratama Lapas Banjar berkomitmen untuk memberikan layanan promotif, preventif, dan rehabilitatif yang berkualitas dan berkesinambungan.

Upaya revitalisasi dan pengembangan program-program inovatif di UPT Pemasyarakatan se-Priangan Timur menunjukkan komitmen Kementerian Hukum dan HAM dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan warga binaan.

Dengan fasilitas yang semakin baik dan program yang berorientasi pada kemandirian serta kesehatan warga binaan, diharapkan proses pemasyarakatan dapat berjalan dengan lebih efektif, mendukung pemulihan hubungan sosial, dan mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik.(AVID/r)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *