PADANG – Korban meninggal akibat banjir bandang yang melanda Sumbar terus bertambah. Hingga Minggu (12/5/2024) malam tercatat ada 37 tewas dan belasan orang sampai kini belum diketahui nasibnya.
Dari 37 korban meninggal, 19 orang di antaranya berasal dari Kabupaten Agam, 9 orang dari Kabupaten Tanah Datar, 1 orang dari Padang Panjang dan 8 orang dari Padang Pariaman. Sementara belasan orang yang dinyatakan hilang masih dalam pencarian tim SAR.
Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono menyebut, jenazah korban sudah dibawa ke beberapa rumah sakit, termasuk RS Bhayangkara.
Meski begitu, masih ada jenazah yang belum diketahui identitasnya hingga saat ini. Sebelumnya, banjir lahar dingin menerjang Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sabtu (11/5/2024) malam.
Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan yang dekat dengan Gunung Marapi. Akibatnya, material dari pegunungan terbawa air hingga merusak rumah warga.
Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, banjir lahar dingin tersebut akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Lahar dingin yang terbawa oleh aliran sungai melanda desa-desa di Kabupaten Tanah Datar dan Agam. Banjir lahar dingin dengan kecepatan tinggi, menyapu segala yang ada di jalurnya.
“Kami tidak sempat bersiap, lahar dingin tiba-tiba datang dengan kecepatan yang luar biasa. Banyak rumah hanyut, harta benda hilang, dan yang paling menyedihkan adalah kehilangan nyawa beberapa anggota keluarga,” ujar Harlen seorang warga yang terkena dampak paling parah
Tim evakuasi dan relawan bekerja keras untuk memberikan bantuan kepada para korban. Tim penyelamat dan relawan turut bergerak cepat untuk evakuasi penduduk dan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.
“Saat ini, fokus kami adalah untuk memberikan bantuan kepada korban dan memulihkan kondisi daerah yang terdampak,” ungkap Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi yang terjun langsung ke lokasi bencana, Minggu (12/5/2024) kemarin.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga telah menginstruksikan semua pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan dan relawan, untuk memberikan bantuan dan perawatan medis kepada korban yang membutuhkan. Langkah-langkah pencegahan juga telah diambil untuk mengantisipasi potensi bahaya lanjutan.
(red)